Testament kembali menyerang! Di bawah naungan label metal raksasa Nuclear Blast, band asal San Fransisco ini melempar The Formation of Damnation. Inilah album yang disambut dengan penuh sukacita oleh kalangan metal di berbagai belahan dunia, sekaligus merupakan pembuktian dedikasi Testament di kancah metal dunia. Rentang karir yang telah mencapai seperempat abad (Testament terbentuk pada 1983!) tidak menjadikan band ini kehilangan power. Sebaliknya, band yang sekampung dengan Metallica, Anthrax, dan Exodus ini semakin dihormati dan menarik penggemar baru. Band yang merilis debut The Legacy pada 1987 ini tak saja semakin matang, namun semakin keras menghantam. Tak heran, penjualan The Formation…di pasaran Eropa dan Amerika mencatat angka yang amat mencengangkan bahkan pada minggu-minggu awal dirilisnya.
Angka penjualan serta respon publik yang amat baik itu tidak saja karena Testament adalah nama besar yang amat memberi garansi, namun The Formation of Damnation sekaligus pula kabar gembira: kembalinya para personil legendaris mereka dalam formasi klasik. Posisi lead guitar di album ini kembali diisi Alex Skolnick, mahaguru yang amat disegani di kalangan gitaris metal dan jazz sekaligus. Petikan solonya yang membuai bisa disimak antaranya pada More Than Meets The Eye dan The Evil Has Landed. Sementara itu, the riffage king Eric Peterson, sosok yang memberi warna kental dalam musik Testament kembali hadir dengan riff-riff nya yang thrashy. Rhythm section diperkuat oleh bassis orisinil mereka Greg Christian serta drummer Paul Bostaph yang keperkasaan dan dedikasinya pada Testament tak lagi diragukan. Sekedar catatan tambahan, Bostaph pulalah yang mensupport Testament dalam tour promosi The Ritual segera setelah Louie Clemente mengundurkan diri. Keempat instrumentalis di atas mengiringi performa Chuck Billy, vokalis berdarah Indian Cherokee yang permainan vokalnya yang gahar tak bisa diimitasi oleh vokalis metal manapun. Di album ini, berbagai variasi teknik vokal seperti yang pernah dilakukannya album-album terdahulu kembali ditampilkan. Nomor yang menjadi judul album ini, The Formation of Damnation misalnya, dibawakan dengan teknik growl sebagaimana pernah dilakukannya dalam album The Gathering (2000). Sementara More Than Meets The Eye segera akan mengingatkan orang akan permainan vokalnya dalam album The Ritual (1992).
Beragam tema ditampilkan dalam album ini, kesemuanya diangkat dari fenomena sosial politik global. The Evil Has Landed misalnya, merupakan penghayatan mereka akan kengerian yang tercipta dengan runtuhnya menara kembar WTC akibat serangan terroris. Sementara Killing Season adalah refleksi mereka akan kejamnya perang yang membawa kepedihan dan ketidakmanusiawian, suatu lagu yang terinspirasi dari komunikasi mereka dengan para prajurit Amerika di medan perang. Dirilis oleh CSA Records sebagai satu-satunya pemegang lisensi Nuclear Blast di Indonesia, The Formation of Damnation tak pelak adalah suguhan metal terbaik di tahun 2008.
Angka penjualan serta respon publik yang amat baik itu tidak saja karena Testament adalah nama besar yang amat memberi garansi, namun The Formation of Damnation sekaligus pula kabar gembira: kembalinya para personil legendaris mereka dalam formasi klasik. Posisi lead guitar di album ini kembali diisi Alex Skolnick, mahaguru yang amat disegani di kalangan gitaris metal dan jazz sekaligus. Petikan solonya yang membuai bisa disimak antaranya pada More Than Meets The Eye dan The Evil Has Landed. Sementara itu, the riffage king Eric Peterson, sosok yang memberi warna kental dalam musik Testament kembali hadir dengan riff-riff nya yang thrashy. Rhythm section diperkuat oleh bassis orisinil mereka Greg Christian serta drummer Paul Bostaph yang keperkasaan dan dedikasinya pada Testament tak lagi diragukan. Sekedar catatan tambahan, Bostaph pulalah yang mensupport Testament dalam tour promosi The Ritual segera setelah Louie Clemente mengundurkan diri. Keempat instrumentalis di atas mengiringi performa Chuck Billy, vokalis berdarah Indian Cherokee yang permainan vokalnya yang gahar tak bisa diimitasi oleh vokalis metal manapun. Di album ini, berbagai variasi teknik vokal seperti yang pernah dilakukannya album-album terdahulu kembali ditampilkan. Nomor yang menjadi judul album ini, The Formation of Damnation misalnya, dibawakan dengan teknik growl sebagaimana pernah dilakukannya dalam album The Gathering (2000). Sementara More Than Meets The Eye segera akan mengingatkan orang akan permainan vokalnya dalam album The Ritual (1992).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar